Senin, 27 Februari 2023

Bab PUASA dalam Matan Abi Syuja'

Syarat wajib puasa ada empat yaitu :

1. Islam,

2. baligh,

3. berakal sehat, dan 

4. mampu


Adapun fardhu/rukun atau tatacara puasa ada empat yaitu :

1. niat, 

2. menahan diri dari makan dan minum, 

3. jimak (hubungan intim), dan

4. sengaja muntah.


Yang membatalkan puasa ada sepuluh yaitu :

1. suatu benda yang sampai dengan sengaja ke dalam perut dan kepala, 

2. suntik ke salah satu dua jalan (kemaluan depan belakang), 

3. muntah dengan sengaja, 

4. hubungan intim (jimak) secara sengaja di kemaluan wanita, 

5. keluar mani (sperma) sebab persentuhan, 

6. haid, 

7. nifas, 

8. gila, 

9. pingsan

10. murtad.


Dan disunnahkan dalam berpuasa itu 3 hal: 

(a) Cepet-cepat/bersegera berbuka (ketika waktunya datang); 

(b) mengakhirkan sahur; 

(c) meninggalkan perkaatan keji/buruk.


Diharamkan berpuasa di lima hari, yaitu dua hari raya dua (Fitri dan Adha) dan tiga hari Tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzul Hijjah).


Dan dimakruhkan (makruh tahrim) berpuasa pada hari keraguan ( tanggal 30 Sya’ban), kecuali bila bertepatan dengan hari kebiasaan bagi dia (berpuasa sunnah) atau menyambung dengan hari sebelumnya.


Barangsiapa bersetubuh (berhubungan intim) pada siang hari bulan Ramadhan dengan sengaja pada kemaluan (muka atau belakang) wajiblah ia mengqadha’ dan membayar kafarat (denda) yaitu memerdekakan budak mukmin. Jika tidak ada, wajiblah ia berpuasa 2 bulan berturut-turut. Jika tidak dapat (mengerjakannya) wajiblah ia memberi makan kepada 60 orang miskin, untuk tiap orang 1 mud (6 ons makanan pokok).


Barangsiapa meninggal dunia sedang ia mempunyai tanggungan puasa dari Ramadan, haruslah dikeluarkan makan atas namanya (kepada orang miskin, oleh walinya dari harta peninggalannya) untuk tiap hari 1 mud).


Orang tua yang telah lanjut usia (pikun, termasuk juga orang sakit yang tak ada harapan untuk sembuh) jika tidak kuat berpuasa, boleh berbuka (tidak puasa) dan harus memberi makan (kepada orang miskin) untuk tiap hari 1 mud.


Wanita hamil dan wanita yang menyusui jika kuatir akan terganggu kesehatan dirinya, boleh berbuka (tidak puasa) dan wajiblah keduanya mengqadha. Jika keduanya kuatir akan (terganggu kesehatan) anaknya, boleh berbuka puasa dan wajib mengqadha’ serta membayar kafarat untuk tiap hari 1 mud yaitu 1/2 kati Irak (6 ons).


Orang sakit dan orang musafir yang bepergian jauh boleh keduanya berbuka dan harus mengqadha’.


I’tikaf (iktikaf) atau berdiam diri di masjid itu adalah sunnah yang disenangi oleh Allah. Dan i’tikaf itu mempunyai 2 syarat, yaitu niat dan berdiam di masjid.


Seseorang tidak boleh keluar dari (masjid ketika menjalankan) i’tikaf yang dinazari kecuali untuk keperluan manusia (seperti kencing dan berak) atau karena terhalang oleh haid atau sakit yang tak memungkinkan orang berdiam di masjid


Dan batallah i’tikaf itu sebab persetubuhan (hubungan intim).



وَشَرَائِطُ وُجُوبِ الصِّيَامِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ الإسْلاَمُ وَالبُلُوغُ وَالعَقْلُ وَالقُدْرَةُ عَلَى الصَّوْمِ


وَفَرَائِضُ الصَّوْمِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ النِّيَّةُ وَالإمْسَاكُ عَنِ الأَكْلِ وَالشُّربِ وَالجِمَاعِ وَتَعَمُّدُ القَيِءِ


وَالَّذِي يَفْطُرُ بِهِ الصَّائِمُ عَشْرَةُ أَشْيَاءَ: مَا وَصَلَ عَمْداً إِلَى الجَوْفِ أَوِ الرَّأسِ وَالحُقْنَةُ فِي أَحَدِ السَّبِيلَيْنِ وَالقَيْءُ عَمْداً وَالوَطْءُ عَمْداً فِي الفَرْجِ وَالإنْزَالُ عَنْ مُبَاشَرَةٍ وَالحَيْضُ وَالنِّفَاسُ وَالجُنُونُ وَالإغْمَاءُ كُلَّ اليَوْمِ وَالرِّدَّةُ


وَيُسْتَحَبُّ فِي الصَّوْمِ ثَلاَثَةُ أَشْيَاءَ تَعْجِيلُ الفِطْرِ وَتَأخِيرُ السَّحُورِ وَتَرْكُ الهَجْرِ مِنَ الكَلاَ


وَيَحْرُمُ صِيَامُ خَمْسَةِ أَيَّامٍ: العِيدَانِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ الثَّلاَثَةِ


وَيُكْرَهُ صَوْمُ يَوْمِ الشَّكِّ إلَّا أَنْ يُوَافِقَ عَادَةً لَهُ أَوْ يَصِلَهُ بِمَا قَبْلَهُ


وَمَنْ وَطِئَ فِي نَهَارِ رَمَضَانَ عَامِداً فِي الفَرْجِ فَعَلَيْهِ القَضَاءُ وَالكَفَّارَةُ وَهِيَ عِتْقُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَإنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِيناً لِكُلِّ مِسْكِينٍ مُدٌّ


وَمَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ مِنْ رَمَضَانَ أَطْعَمَ عَنْهُ لِكُلِّ يَوْمٍ مُدٌ


وَالشَّيْخُ إِذَا عَجَزَ عَنِ الصَّوْمِ يُفْطِرُ وَيُطْعِمُ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مُداً وًالحَامِلُ


وَالمُرْضِعُ إِنْ خَافَتَا عَلَى أَنْفُسِهِمَا أَفْطَرَتَا وَعَلَيْهِمَا القَضَاءُ وَإنْ خَافَتَا عَلَى أَوْلَادِهِمَا أَفْطَرَتَا وَعَلَيْهِمَا القَضَاءُ وَالكَفَّارَةُ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مُدٌّ وَهُوَ رِطْلٌ وَثُلُثٌ بِالعِرَاقِي


وَالمَرِيْضُ وَالمُسَافِرُ سَفَراً طًوِيلاً يُفْطِرَانِ وَيَقْضِيَانِ


فَصْلٌ: وَالاعْتِكَافُ سُنَّةٌ مُسْتَحَبَّةٌ وَلَهُ شَرْطَانِ: النِّيَّةُ وَاللُّبْثُ فِي المَسْجِدِ


وَلاَ يَخْرُجُ مِنَ الاعْتِكَافِ المَنْذُورِ إلَّا لِحَاجَةِ الإنْسَانِ أَوْ عُذْرٍ مِنْ حَيْضٍ أَوْ مَرَضٍ لَا يُمْكِنُ المُقَامُ مَعَهُ


وَيَبْطُلُ بِالوَطْءِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENTINGNYA AQIDAH YANG BENAR, DALAM MERAIH KEMENANGAN UMAT ISLAM

 📚 *PENTINGNYA AQIDAH YANG BENAR, DALAM MERAIH KEMENANGAN UMAT ISLAM* 📚 Rangkuman Kajian  Fadhilatus Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili _...

POPULER