Minggu, 12 Februari 2023

Landasan Dasar

 Bismillah walhamdulillah, 

Bimbingan belajar Abu Omar hadir sejak 2018 dalam *memasyarakatkan Bahasa Arab* di tengah-tengah kaum muslimin.


Sebagaimana Allah Azza Wa Jalla berfirman:


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ


Sesungguhnya Kami menurunkan Quran dengan bahasa Arab agar kalian memahaminya (Q.S Yusuf ayat 2)


Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa al-Quran sebagai kitab yang paling mulia diturunkan dengan bahasa yang paling mulia, yaitu bahasa Arab.


Beliau menjelaskan alasannya: Karena Bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, dan paling luas. Bahasa Arab itu adalah bahasa yang paling bisa mengungkapkan makna yang mengena (berpengaruh) pada jiwa. Karena itu Allah turunkan kitab paling mulia dengan bahasa yang paling mulia, (diturunkan) pada Rasul yang paling mulia melalui Malaikat yang paling mulia. Hal itu terjadi di permukaan bumi yang paling mulia. Permulaan turunnya adalah pada bulan yang paling mulia, yaitu Ramadhan (Tafsir al-Quranil Adzhim karya Ibnu Katsir (4/365-366)).


Ibnu Manzhur (711 h) berkata dalam kitabnya yang terkenal lisaanul-‘arab, di dalam isi muqqaddimahnya yaitu : فإن الله سبحانه قد كرم الإنسان وفضله بالنطق على سائر الحيوان، وشرف هذا اللسان العربي بالبيان على كل لسان، وكفاه شرفا أنه به نزل القران، وأنه لغة أهل الجنان. روى عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " أحبوا العرب لثلاث : لأني عربي، والقران عربي، وكلام أهل الجنة عربي ".


“Sesungguhnya Allah SWT. Telah memuliakan manusia, memberikan kelebihan dari seluruh hewan dengan berbicara, dan memuliakan bahasa Arab sebagai bahasa paling indah. Dan cukuplah sebagai keutamaan bahasa Arab karena dengan bahasa tersebut Al-Quran itu turun, serta sebagai bahasa penduduk Surga. Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yang pertama karena aku berasal dari bangsa Arab, kedua Al-Quran berbahasa Arab, dan yang ketiga obrolan penduduk Surga dengan bahasa Arab”.


Sedangkan dalam Atsar, Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu mengirim surat ke berbagai wilayah, yang salah satu isinya adalah:


تَعَلَّمُوْا الْعَرَبِيَّةَ وَتَفَقَّهُوْا فِي الدِّيْنِ


Pelajarilah Bahasa Arab, dan pahamilah (ajaran) agama (Islam) (riwayat Said bin Manshur dalam Sunannya).


Dalam riwayat Atsar yang lain Umar bin Khattab menegaskan bahwa bahasa Arab adalah bagian dari agama. Beliau berkata:


تعلموا العربية فإنها من دينكم


“Pelajarilah bahasa Arab, sesungguhnya ia bagian dari agama kalian.” (Iqtidha’ shiratal mustaqim 527-528 jilid I, tahqiq syaikh Nashir Abdul karim Al–‘Aql).


Belajar bahasa Arab juga merupakan sarana untuk lebih memahami agama. Barang siapa yang ingin mendalami agama dan mengajarkan agama ke banyak orang (menjadi ustadz) hendaknya belajar bahasa Arab.


Para salaf dan ulama pun banyak yang memotivasi agar kita semangat belajar bahasa Arab. 


Al-Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi'i rahimahullah berkata:



اللسان الذي اختاره الله عز وجل لسان العرب، فأنزل به كتابه العزيز، وجعله لسان خاتم أنبيائه محمد صلى الله عليه وسلم، ولهذا نقول: ينبغي لكل أحد يَقدِرُ على تعلم العربية أن يتعلمها؛ لأنها اللسان الأَوْلَى.


“Bahasa yang dipilih oleh Allah 'Azza wajalla adalah bahasa ‘Arab. Maka Allah menurunkan Kitab-Nya yang mulia dengan bahasa ‘Arab, dan Allah jadikan bahasa 'Arab itu sebagai bahasa sang penutup para nabi, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Oleh karena itu kami katakan, ‘Bagi setiap orang yang mampu belajar bahasa 'Arab, maka sepantasnya bagi dia untuk belajar bahasa 'Arab. Karena itu adalah bahasa yang paling utama.”


[Lihat “Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim 1/205]


Dalam riwayat yang lain mam Asy-Syafi’i berkata,


من تبَحَرَّ فى النحو اهتدى إلى كل العلوم


“Siapa yang menguasai nahwu, dia dimudahkan untuk memahami seluruh ilmu.” (Syadzarat ad-Dzahab, hlm. 1/321).


Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah juga menyatakan:


تَعَلَّمُوا الْعَرَبِيَّةَ، فَإِنَّهَا تُثْبِتُ الْعَقْلَ وَتَزِيْدُ فِي الْمُرُوْءَةِ


Pelajarilah Bahasa Arab, karena itu mengokohkan akal dan menambah kewibawaan (riwayat al-Baihaqiy dalam Manaqib asy-Syafi’i).


Al-Imam asy-Syafi’i lebih menyukai seseorang mengkaji makna-makna al-Quran dibandingkan menghafalkannya. Beliau menyatakan:


إِعْرَابُ الْقُرْآنِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ حِفْظِ بَعْضِ حُرُوْفِهِ


Mengkaji makna alQuran lebih aku sukai dibandingkan menghafal sebagian hurufnya (riwayat al-Baihaqiy dalam Manaqib asy-Syafi’i).


Ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

فَإِنَّ نَفْسَ اللُّغَةَ الْعَرَبِيَّةَ مِنَ الدِّيْنِ وَمَعْرِفَتَهَا فَرْضٌ وَاجِبٌ فَإِنَّ فَهْمَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فَرْضٌ وَلَا يُفْهَمُ إِلَّا بِفَهْمِ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ وَمَا لَا يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلَّا بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ . ثُمَّ مِنْهَا مَا هُوَ وَاجِبٌ عَلَى الْأَعْيَانِ وَمِنْهَا مَا هُوَ وَاجِبٌ عَلَى الْكِفَايَةِ


Sesungguhnya Bahasa Arab sendiri adalah termasuk bagian Dien (agama). Mengenalinya adalah kewajiban. Karena memahami alQuran dan Sunnah adalah wajib. Tidaklah bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Sesuatu yang membuat kewajiban tidak sempurna kecuali dengan adanya dia, maka dia itu adalah wajib. Kemudian dari kemampuan bahasa Arab itu ada yang wajib untuk setiap individu, dan ada yang fardlu kifayah (Iqtidho’ ash-Shirathil Mustaqim (1/207)).


Buah mempelajari ilmu nahwu.

Muhammad Muhyiddin 'Abdul Hamid rahimahullah berkata:


وثمرة تعلُّم علم النّحو: صيانة اللّسان عن الخطأ في الكلام العربيّ، وفَهْمُ القرآنِ الكريم والحديثِ النّبويّ فهمًا صحيحًا، اللّذَينِ هُما أَصْلُ الشَّرِيعَةِ الإسلامية وعليهما مَدَارُها.


"Buah mempelajari ilmu nahwu adalah menjaga lisan dari kesalahan dalam pengucapan bahasa arab, dan memahami al-Qur'anul Karim serta hadits nabi dengan pemahaman yang benar, yang mana keduanya adalah pokok syari'at Islamiyyah, dan di atas keduanya syariat Islam beredar."

At-Tuhfatus Saniyyah bi Syarhil Muqoddimah al-Aajurruumiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar